sumbarpos.com semarang-Pemerintah Provinsi Jawa Tengah menjamin tak ada peredaran vaksin palsu di wilayahnya. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Yuliyanto Prabowo menyatakan sudah meminta Balai Besar Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) Jawa Tengah untuk mengambil sampel vaksin-vaksin yang digunakan selama ini.
Hasil pemeriksaan menunjukkan tidak ada vaksin palsu di Jawa Tengah. “Jawa Barat ada (vaksin palsu), Banten ada, DKI Jakarta ada, Jawa Timur ada. Tapi Jawa Tengah sama sekali tidak ditemukan adanya vaksin palsu,” kata Yuliyanto Prabowo dalam acara sosialisasi kesehatan ibu dan anak di Semarang, Selasa malam, 19 Juli 2016.
Acara sosialisasi ini dilakukan di sela-sela acara “Jateng Bersholawat” yang digelar Pemprov Jawa Tengah bersama Muhammadiyah di halaman kantor gubernur. Acara yang dihadiri ribuan orang ini juga dihadiri Gubernur Ganjar Pranowo.
Yuliyanto menyatakan sampel-sampel vaksin di seluruh Jawa Tengah sudah diteliti di Balai POM di Jakarta. Karena yang memeriksa langsung dari Jakarta, maka validitasnya terukur. Dengan demikian, Dinas Kesehatan Jawa Tengah dengan tegas berani menyampaikan tidak ada peredaran vaksin palsu di Jawa Tengah.
Apalagi vaksin-vaksin yang digunakan layanan rumah sakit milik pemerintah, seperti puskesmas dan rumah sakit milik pemerintah. “Pasti tidak ada vaksin palsu,” ujar Yuliyanto.
Yuliyanto menegaskan, masyarakat Jawa Tengah tak perlu khawatir dan takut anaknya terkena vaksin palsu. “Warga Jawa Tengah enggak usah khawatir. Anak-anak harus tetap diimunisasi,” tuturnya.
Akhir-akhir ini, publik dikagetkan dengan adanya peredaran vaksin palsu. Kasus ini masih ditangani Badan Reserse Kriminal Polri. Dalam rapat dengan DPR, Menteri Kesehatan RI sudah mengumumkan layanan kesehatan yang menggunakan vaksin palsu. Kebanyakan penggunanya ada di Bekasi dan wilayah Jakarta. Namun ada dugaan vaksin palsu juga beredar di beberapa provinsi lain.
Kepala Balai POM Semarang Endang Pudjiwati menyatakan sudah memeriksa vaksin yang beredar di wilayah kerjanya. Temuannya, tidak ada vaksin palsu walaupun vaksin itu diedarkan melalui distributor yang tak resmi. “Meski didistribusi dari jalur tak resmi, mutu vaksin bagus,” tuturnya. Saat ini, distribusi vaksin melalui jalur tidak resmi tersebut masih terus ditelusuri.
(tempo.com)
Related Posts
Nia : Jangan Mengulur Waktu Menjadi Peserta JKN
Nuriya Akui Banyak Manfaat Menjadi Peserta JKN
Sukses Pertahankan WTM, Ini Sejumlah Capaian BPJS Kesehatan di Tahun 2021
Jatuh dari Pohon Kelapa, Buyuang Kanten Terbaring Lemah
Diselingi Kegiatan Ngobrol Pintar, IKPPBR Susun Program Kerja Melalui Raker Perdana