Kini Jonan Bisa Tidur Siang, Jalan-jalan Keliling Dunia

Featured103 Dilihat

PEKANBARUPOS.COM(SPC) – DUA minggu setelah dilengserkan dari posisinya sebagai pembantu presiden, mantan Menteri Perhubungan Ignasius Jonan dan mantan Menteri ESDM Sudirman Said terlihat ’’menganggur’’.

Keduanya masih santai-santai saja. Berbeda dengan ketika mereka masih memimpin kementerian. Hari-hari mereka supersibuk.

Jonan, misalnya. Saat ditemui di sebuah restoran di kawasan Dharmawangsa, Kebayoran Baru, Senin malam (15/8), dia terlihat sangat rileks. Berkemeja biru lengan pendek dan celana kain hitam, kesan Jonan yang tegas dan keras tidak terlihat. Yang tampak Jonan sebagai warga biasa, yang ramah dan tidak formal.

Jonan menyatakan, selepas lengser dari jabatan menteri, dirinya ingin menikmati hari-hari ’’menganggur’’-nya itu. Baik bersama istri dan anak-anaknya maupun dengan teman dan kolega saat masih menjabat.

Menurut dia, pekerjaan selesai tidak berarti pertemanan ikut selesai. Karena itu, dengan senang hati dia akan memenuhi undangan kondangan teman atau ajakan ngobrol di warung kopi. Syaratnya, pertemuan tersebut tidak membicarakan isu-isu di perhubungan. Sebab, dia bukan siapa-siapa lagi.

’’Makanya, kalau saya ditanya soal Terminal 3, misalnya, saya nggak mau jawab,’’ ujarnya.

Sebagaimana diketahui, saat masih menjabat, Jonan dikenal sebagai menteri yang keras dan sering tanpa tedeng aling-aling alias ceplas-ceplos saat memberikan pernyataan. Akibatnya, tidak jarang sikap dan pernyataannya mengundang kontroversi. Bahkan, karakter seperti itu dia tunjukkan jauh sebelum ditunjuk menjadi menteri.

Misalnya, saat Jonan dipercaya menjadi Dirut PT Kereta Api Indonesia (KAI). Dia sukses membubarkan praktik percaloan dan penumpang gelap. Image lingkungan stasiun yang kotor dan kumuh pun disulap menjadi bersih serta nyaman. Kondisi gerbong-gerbong kereta diperbaiki sehingga kereta kelas ekonomi serasa kelas bisnis atau eksekutif.

Untuk memastikan terobosan-terobosannya berjalan sesuai dengan harapan, Jonan sampai menyempatkan tidur di kereta ekonomi selama 15 hari untuk mengecek kualitas pelayanan di dalam kereta.

Naik ’’takhta’’ menjadi menteri perhubungan tidak membuat alumnus SMA Katolik St Louis Surabaya itu berubah sikap. Dia tetap berpegang teguh pada prinsipnya yang mengedepankan kedisiplinan serta pragmatisme. Jonan pun mengusung program besar seperti proyek tol laut yang diyakini bisa mengatasai masalah biaya logistik tinggi di Indonesia.

Banyak kasus atau proyek yang dia bongkar karena tak memenuhi ketentuan. Meski, hal tersebut terkadang bertentangan dengan kebijakan Presiden Jokowi. Misalnya, saat Jonan melarang pengoperasian jasa ojek motor dan mobil online karena bertentangan dengan regulasi. Kebijakan Jonan itu akhirnya dianulir RI-1 (sebutan presiden).

Puncaknya adalah komentar Jonan soal insiden Brebes Exit (Brexit), yaitu kemacetan superpanjang di tol Cipali hingga pintu keluar di Brebes yang mengakibatkan lebih dari 10 pemudik Lebaran tewas. Saat itu, Jonan berkelit, kematian pemudik bukan disebabkan kemacetan, tetapi oleh sebab lain.

Pernyataan tersebut, rupanya, dinilai tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. Beberapa hari kemudian, Jonan meminta maaf secara terbuka atas pernyataannya tersebut. Sejak itu, pintu keluar dari kabinet bagi Jonan pun terbuka lebar.

Jonan mengakui, saat menjadi menteri, waktunya habis untuk memikirkan pekerjaan di kantor melulu. Setiap hari dia baru bisa tidur pukul 01.00 dan harus bangun pukul 05.00. Karena itu, begitu terkena reshuffle, dia jadi punya kesempatan untuk melepas kepenatan yang menumpuk selama dua tahun menjadi pejabat negara. Salah satunya menjalani olahraga secara rutin lagi. Mulai joging, berenang, hingga nge-gym.

’’Sekarang pukul 10 malam sudah ngantuk dan pukul 7 pagi baru bangun. Yang paling enak, saya bisa tidur siang,’’ ujarnya, lantas tersenyum. ’’Pokoknya, sekarang badan rasanya lebih segar.’’

 

(jpnn)

Tinggalkan Balasan