90 Tahun El Comandante, Hal Terbaik yang Terjadi pada Kuba

90 Tahun El Comandante, Hal Terbaik yang Terjadi pada Kuba
In this handout picture released by Prensa Miraflores, former Cuban President Fidel Castro (2nd L), sitting between Venezuelan President Nicolas Maduro (3rd L) and Cuban President Raul Castro (L), is seen attending the celebration of his 90th birthday at the Karl Marx theatre in Havana on August 13, 2016. / AFP PHOTO / Prensa Miraflores / Marcelo Garcia / XGTY/RESTRICTED TO EDITORIAL USE-MANDATORY CREDIT "AFP PHOTO/PRENSA MIRAFLORES" NO MARKETING NO ADVERTISING CAMPAIGNS-DISTRIBUTED AS A SERVICE TO CLIENTS-GETTY OUT

SUMBARPOS.COM(SPC) – KAKEK renta itu tampak lemah. Dia muncul dalam jamuan makan malam di Karl Marx Theatre, Havana. Sepanjang acara, dia duduk di kursi roda. Namun, bukan berarti kata-kata tajamnya juga lunglai.

Fidel Alejandro Castro Ruz, pemimpin revolusi Kuba, penakluk diktator Batista, menulis opini di media pemerintah yang diterbitkan bersamaan dengan peringatan hari lahirnya.

Acara tersebut dihadiri Presiden Kuba yang juga adiknya, Raul Castro, dan Presiden Venezuela Nicolas Maduro, Sabtu (13/8) lalu. Hari itu memang penting bagi Fidel Castro. Mantan pemimpin Kuba tersebut genap berusia 90 tahun. Perayaan meriah digelar untuk memperingati ulang tahunnya. Pesta besar-besaran disertai kembang api digelar di berbagai sudut jalan Kuba sejak Jumat (12/8).

Pameran foto-foto Fidel Castro dan pergelaran musik ikut meramaikan acara. “Fidel adalah hal terbaik yang terjadi pada negara kami,’’ ujar Aldo Zamora, 40, salah seorang penduduk.

Warga Kuba memuja Fidel Castro yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan dan pendidikan gratis bagi seluruh rakyat. El Comandante, begitu juga muncul di publik untuk kali pertama sejak kongres Partai Komunis pada April lalu.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih yang mendalam untuk perhatian, ucapan selamat, dan hadiah yang saya terima beberapa hari ini. Itu memberikan saya kekuatan untuk membalasnya melalui berbagai gagasan,’’ tulisnya.

Opini tersebut tentu tidak hanya berisi ucapan terima kasih. Tapi juga berbagai kritik terhadap Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Saat Fidel Castro masih memimpin, hubungan AS-Kuba memang kerap panas. Namun, hubungan kedua negara membaik setelah Raul Castro berkuasa.

Fidel mengkritik pidato Obama saat berkunjung ke Hiroshima, Jepang, pada Mei lalu. “Dia kekurangan kata-kata untuk meminta maaf atas pembunuhan ratusan ribu orang,’’ tulisnya. (JPNN)

Share