Si Tukang Tidur di Kelas Ini Dapat Beasiswa Studi ke Amerika

Kabar Sumbar10 Dilihat

SUMBARPOS.COM (SPC),BANYUWANGI-Tengku Rediya Zalzabila, pelajar kelas 11 SMAN 1 Giri, Banyuwangi, terpilih untuk mengikuti beasiswa program pertukaran pelajar program Youth Exchange Study (YES) di Amerika.

Dia dan 84 siswa lainnya terpilih dari 18.000 pelajar se Indonesia yang mendaftar secara online.

“Kawan-kawan lainnya tersebar di seluruh Indonesia kalau dari Banyuwangi saya sendiri,” jelasnya.

Kepada Kompas.com, Rabu (27/7/2016), Tengku mengatakan memilih menunda sekolahnya selama setahun dan akan menyelesaikannya setelah dia pulang dari Amerika.

“Anggap saja seperti ketapel. Ditarik mundur dulu untuk melesat lebih jauh. Berarti nanti saya selesaikan sekolah dengan adik kelas saya,” jelas perempuan berjilbab tersebut sambil tersenyum.

Lolosnya Tengku dalam pertukaran pelajar tersebut bukan hal gampang. Dia harus bersaing dengan 18.000 lebih pelajar dan melalui proses seleksi yang cukup ketat sekitar setahun.

“Sempat digantung rasanya kok lama nggak ada pengumuman, tapi alhamdulilah masuk dan ini sudah ajukan izin untuk ke sekolah. Akhir bulan ini ke Jakarta dan awal bulan depan sudah di sana (Amerika),” jelas perempuan kelahiran Denpasar, 8 Mei 1999.

Tahapan tes yang harus di lewati antara lain psikologi, kemampuan kelompok, kreativitas dan kepekaan sosial masyarakat.

Selain itu, gadis yang tinggal di Perumahan Taman Permata Indah Blok A, Kecamatan Kabat, Banyuwangi, ini juga mampu menguasai lima bahasa, yaitu Inggris, Jepang, Mandarin dan Korea serta Jerman.

Dia mengaku mempelajari bahasa asing secara otodidak melalui film, lagu dan juga channel YouTube.

“Kalau lagi iseng nggak ada kegiatan ya dengerin musik sama film. Sekarang lagi belajar bahasa Spanyol,” jelas fans berat Justin Bieber ini.

Anak pertama pasangan Tengku Muhammad Hatta dan Siti Ustadiah ini mengaku sudah mempersiapkan keberangkatannya, termasuk juga melengkapi berkas-berkas internasional dan kesehatan.

Ia sudah melakukan suntik vaksin sampai 10 kali dan dilakukannya di Surabaya.

Uniknya, Tengku mengaku sering ketiduran di dalam kelas saat proses belajar mengajar berlangsung. Bahkan orangtuanya sempat memeriksakan Tengku ke dokter karena kebiasaannya tersebut.

“Sumpah, gampang banget saya ngantuk dan tidur di kelas sampai dipanggil tukang tidur. Tapi, ya gimana lagi. Saya suka pelajaran praktik dan guru yang aktif. Kata dokter saya, nggak apa-apa,” jelasnya.

Jika ketiduran dan ketinggalan materi, ia mengaku pinjam catatan teman dan mempelajarinya sendiri.

“Jika nggak paham tanya langsung sama guru,” jelas gadis yang bercita-cita jadi diplomat tersebut.

Dia berharap dengan mengikuti pertukaran pelajar di Amerika banyak ilmu yang ia dapatkan dan diaplikasikan saat pulang ke Indonesia.

Selain bersekolah, selama di Amerika, dia akan tinggal di rumah ibu angkat dan juga harus bekerja menjadi relawan di tempat sosial seperti panti asuhan.

“Saya juga mengenalkan budaya Indonesia dan sedang belajar nari tradisional Banyuwangi, tari Gandrung, untuk dipentaskan di sana. Dan, ini juga masih menunggu kepastian siapa ibu angkat dan di negara bagian mana nanti saya akan tinggal. Deg-degan banget. Semoga lancar semuanya,” pungkasnya sambil tersenyum

 

 

(KOMPAS)

Share